Dulu waktu usia saya 5 tahun
(sekitar tahun 1997), saya dibiasakan oleh keluarga untuk menulis surat untuk
kakak perempuan saya yang memang menetap di luar negeri. Pada jaman itu,
komunikasi yang bisa kami jalin hanyalah melalui surat, terkadang menggunakan
fax (jika ada pesan penting dan darurat, itu pun kami harus pergi ke daerah
Malioboro untuk menuju Wartel khusus yang melayani faksimail dan harus membayar
cukup mahal karena tujuan internasional). Lagi pula, telepon rumah bahkan
handphone masih dinilai barang mewah dan hanya orang-orang tertentu saja yang
mampu memilikinya. Untuk menekan biaya, maka keluarga saya memutuskan untuk
rutin menulis surat agar komunikasi kami tetap terjalin intens meskipun terpisah
jarak beribu-ribu mil jauhnya.
Foto
kakak saya waktu di danau daerah Zurich
Ketika saya selesai menulis surat
dan siap untuk dikirim, kakak laki-laki saya selalu mengajak saya untuk ikut ke
kantor pos mengirim surat tersebut. Dulu biaya pengiriman untuk tujuan
internasional sangat mahal karena tergantung negara tujuan (kebetulan kakak
saya menetap di Zurich, Swiss). Biaya pengiriman tersebut berdasarkan berat isi
surat, alias, berdasar hitungan seberapa tebal dan seberapa banyak kertas yang
digunakan. Pernah pada waktu itu kami harus merogoh kantong sebesar Rp 50.000,-
(sekitar tahun 1998, nominal ini sangat besar jumlahnya) hanya untuk mengirim
surat, kebetulan kertas yang dipakai 5 lembar karena ada beberapa informasi
yang harus dirinci. Tapi jangan harap surat itu akan sampai ke alamat tujuan 1
atau 2 hari, kita harus bersabar dulu karena harus menunggu paling tidak 1
minggu surat sampai ke tujuan.
Seiring perkembangan teknologi
komunikasi, kami mulai beralih ke telepon, itu pun kami tidak berani mengobrol
lama-lama karena takut tagihan akan membengkak. Kemudian beralih ke handphone,
tetapi hanya untuk pesan singkat/SMS, karena kalau telepon memakai HP biayanya
jauh lebih mahal daripada telepon rumah. Selanjutnya kami juga menggunakan
email, karena cepat sampai dan tidak terbatas seberapa banyak tulisannya.
Tampilan
Skype
Nah, mulai sekitar tahun 2010-an,
komunikasi kami menjadi lebih mudah karena kami bisa ‘langsung’ bertatap muka
dan mengobrol. Komunikasi ini diperantai oleh media baru ‘Skype’, dimana media
ini hanya menggantungkan jaringan internet melalui modem/wifi yang tidak
terlalu mahal.
Pengalaman saya ini kemudian
menjadi bahan refleksi bagi diri saya sendiri. Dari tahun ke tahun meskipun
lamban di era pra-reformasi, media komunikasi secara nasional mengalami perubahan
yang sangat signifikan. Secara sederhana, dulu orang menggunakan media
kentongan, burung merpati, kemudian surat untuk melakukan interaksi dengan
orang lain yang terpisah jarak. Semakin maju ke generasi berikutnya, orang bisa
berinteraksi melalui telepon dan handphone, kemudian email, jejaring sosial,
dan skype.
Tentunya peralihan era kentongan ke era surat kemudian era
telepon dan melejit ke era internet tidak
terjadi secara cepat atau tiba-tiba. Khususnya bagi negara Indonesia, perubahan
media/alat komunikasi dari generasi ke generasi melalui tahapan evolusi.
Evolusi yang terjadi karena pada dasarnya Indonesia tidak cukup memiliki
mindset invention untuk alat-alat
komunikasi. Kita hanya mampu sebagai pihak kedua alias konsumen dari
negara-negara barat yang selalu ‘bergairah’ dalam penemuan alat teknologi.
Meskipun begitu, kita merasa
terbantu untuk melakukan interaksi dengan orang lain yang berada di lain
tempat. Sekarang kita semakin dipermudah untuk menghubungi sanak saudara dan
kerabat yang jauh dengan menggunakan media baru seperti email, jejaring sosial
dan skype. Tentunya proses nya lebih cepat dibanding dengan surat dan SMS.
Di abad 20-an seperti sekarang ini,
masyarakat dunia bisa saling berkomunikasi tanpa batas ruang dan waktu,
bagaimanakah perubahan media komunikasi di abad selanjutnya??? Jangan-jangan
saya dan anda bisa bersalaman secara langsung meskipun saya berada di rumah dan
anda berada di Amerika, misalnya. Mungkin impossible
kedengarannya, eiitttsss.....tapi jangan remehkan imajinasi saya. Karena nenek
moyang saya dan anda juga bahkan tidak pernah membayangkan bahwa jaman sekarang
orang bisa bercakap-cakap langsung lewat komputer.