Kamis, 31 Oktober 2013

Mbah Google : ‘Lebih Cerdas’ Daripada Dewa Prometheus dan Albert Einstein



Menurut mitologi Yunani Kuno, Dewa Prometheus adalah dewa yang paling cerdas dan cerdik diantara para dewa. Selain itu, dia di karuniai kekuatan untuk melihat masa depan sehingga berhasil menyelamatkan keturunannya dari banjir besar kiriman dewa Zeus.

Albert Einstein, juga salah satu makhluk cerdas abad 20 di dunia ini, dia adalah ilmuwan terkenal yang menemukan teori relativitas. Kecerdasannya di ukur melalui IQ Test mendapat skor 160 (namun pertengahan Oktober, rekor itu dipecahkan oleh gadis 17 tahun asal Inggris bernama Lauren Marbe yang IQ nya mencapai 161, lebih 1 angka daripada Einstein dan Stephen Hawking : merdeka.com).

 Lalu siapa mbah Google?
(dalam bahasa Jawa, mbah adalah sebutan untuk orang tua yang sudah sepuh/tua. Orang sepuh identik dengan bijaksana dan serba tahu karena sudah lama bermukim di dunia ini).

Ya...tentunya dia bukan makhluk cerdas ciptaan Tuhan, tapi dia buatan manusia. Google adalah mesin pencari hasil penemuan abad 20. Apapun informasi yang kita butuhkan mulai dari ilmu sejarah, fisika, anatomi, biologi bahkan cabang ilmu yang lain, bisa kita temukan di Google.

Saya juga tidak luput dari ‘penggemar’ Google. Setiap saya membutuhkan informasi secara cepat, saya langsung mencarinya di Google. Informasi yang sering saya cari biasanya tentang bahan/materi untuk referensi tugas kuliah, tiket promo airline, tempat wisata menarik, gambar perkembangan fashion masa kini dan masih banyak lagi.

Ada pengalaman unik yang pernah saya alami ketika mencari informasi di Google.
Suatu hari, timbul rasa ingin tahu yang tiba-tiba hinggap dalam kepala saya. Saya ingin tahu berapa jumlah orang yang memiliki nama seperti saya yaitu ARVINDA atau VINDA di dunia ini. Kemudian saya iseng-iseng mencarinya lewat Google (picture), langsung saja saya ketik di kotak pencarian dengan nama saya yaitu ‘ARVINDA’ dan...1...2...3.....muncul merk berbagai macam jenis bumbu asal India yang juga bermerk ARVINDA (cukup mengejutkan). 

 Lalu pencarian saya tidak berhenti sampai disitu, saya mengetik lagi VINDA (yang merupakan nama panggilan saya) dan....dag dig dug der.....muncullah sebuah produk tisu gulung/tisu toilet yang merknya juga sama dengan nama panggilan saya yaitu VINDA. Sontak saya terkejut dan tertawa melihat produk-produk tersebut memakai memiliki kesamaan dengan nama saya. Jujur saja, produk kedua cukup membuat saya shock dan cerita ini kemudian saya bagi ke jejaring sosial. Berbagai pendapat dan komentar pun bersahutan sebagai bahan lelucon.


Saya sering menggunakan Google karena sudah terbiasa dari dulu dan sudah tertanam dalam benak saya bahwa mesin pencari adalah Google. Meskipun dalam kenyataannya, Google bukan satu-satunya mesin pencari, masih ada Yahoo!, Altavista, Live, Ask, dan masih banyak lagi. Selain itu, Google selalu berada di tampilan depan begitu kita membuka web browser ketika di warnet. Maka dari itu, saya memiliki kebiasaan yang melekat cukup kuat bahwa ketika saya butuh informasi apapun (yang bahkan Dewa Prometheuss atau Einstein pun tidak tahu) saya akan “bertanya” pada Google.

Mungkin ketika saya bertanya langsung pada Dewa Prometheus atau Einstein : Berapa kurs US Dollar terhadap Rupiah sekarang??? Mereka akan menjawab tidak tahu, namun kalau saya bertanya pada Google, clinggg..........seketika pula Google akan menjawab pertanyaan saya.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Dukun aj kalah pintar sista :-D

admin mengatakan...

Hi Arvinda,

banyak yang beranggapan bahwa google adalah "sumber" pengetahuan. sehingga banyak yang "terjebak" dalam data base google ini.

Overall, great post!

Sekedar Informasi, modul jurnalisme online mid-semester dapat anda unduh di tautan ini

salam
ojclass