Menurut mitologi Yunani Kuno, Dewa
Prometheus adalah dewa yang paling cerdas dan cerdik diantara para dewa. Selain
itu, dia di karuniai kekuatan untuk melihat masa depan sehingga berhasil
menyelamatkan keturunannya dari banjir besar kiriman dewa Zeus.
Albert Einstein, juga salah satu
makhluk cerdas abad 20 di dunia ini, dia adalah ilmuwan terkenal yang menemukan
teori relativitas. Kecerdasannya di ukur melalui IQ Test mendapat skor 160 (namun pertengahan Oktober, rekor itu
dipecahkan oleh gadis 17 tahun asal Inggris bernama Lauren Marbe yang IQ nya
mencapai 161, lebih 1 angka daripada Einstein dan Stephen Hawking : merdeka.com).
Lalu siapa mbah Google?
(dalam
bahasa Jawa, mbah adalah sebutan untuk orang tua yang sudah sepuh/tua. Orang
sepuh identik dengan bijaksana dan serba tahu karena sudah lama bermukim di
dunia ini).
Ya...tentunya dia bukan makhluk
cerdas ciptaan Tuhan, tapi dia buatan manusia. Google adalah mesin pencari
hasil penemuan abad 20. Apapun informasi yang kita butuhkan mulai dari ilmu
sejarah, fisika, anatomi, biologi bahkan cabang ilmu yang lain, bisa kita
temukan di Google.
Saya juga tidak luput dari
‘penggemar’ Google. Setiap saya membutuhkan informasi secara cepat, saya
langsung mencarinya di Google. Informasi yang sering saya cari biasanya tentang
bahan/materi untuk referensi tugas kuliah, tiket promo airline, tempat wisata
menarik, gambar perkembangan fashion masa kini dan masih banyak lagi.
Ada pengalaman unik yang pernah
saya alami ketika mencari informasi di Google.
Suatu hari, timbul rasa ingin tahu
yang tiba-tiba hinggap dalam kepala saya. Saya ingin tahu berapa jumlah orang
yang memiliki nama seperti saya yaitu ARVINDA atau VINDA di dunia ini. Kemudian
saya iseng-iseng mencarinya lewat Google (picture), langsung saja saya ketik di
kotak pencarian dengan nama saya yaitu ‘ARVINDA’ dan...1...2...3.....muncul
merk berbagai macam jenis bumbu asal India yang juga bermerk ARVINDA (cukup mengejutkan).
Lalu pencarian saya
tidak berhenti sampai disitu, saya mengetik lagi VINDA (yang merupakan nama
panggilan saya) dan....dag dig dug der.....muncullah sebuah produk tisu
gulung/tisu toilet yang merknya juga sama dengan nama panggilan saya yaitu
VINDA. Sontak saya terkejut dan tertawa melihat produk-produk tersebut memakai
memiliki kesamaan dengan nama saya. Jujur saja, produk kedua cukup membuat saya
shock dan cerita ini kemudian saya bagi ke jejaring sosial. Berbagai pendapat dan
komentar pun bersahutan sebagai bahan lelucon.
Saya sering menggunakan Google
karena sudah terbiasa dari dulu dan sudah tertanam dalam benak saya bahwa mesin pencari adalah Google. Meskipun
dalam kenyataannya, Google bukan satu-satunya mesin pencari, masih ada Yahoo!,
Altavista, Live, Ask, dan masih banyak lagi. Selain itu, Google selalu berada
di tampilan depan begitu kita membuka web browser ketika di warnet. Maka dari
itu, saya memiliki kebiasaan yang melekat cukup kuat bahwa ketika saya butuh
informasi apapun (yang bahkan Dewa Prometheuss atau Einstein
pun tidak tahu) saya akan “bertanya” pada Google.
Mungkin ketika saya bertanya
langsung pada Dewa Prometheus atau Einstein : Berapa kurs US Dollar terhadap Rupiah sekarang??? Mereka akan
menjawab tidak tahu, namun kalau saya bertanya pada Google,
clinggg..........seketika pula Google akan menjawab pertanyaan saya.